FILM Thailand sekarang ini sudah banyak dimininati oleh penonton di Indonesia. Blitz Megaplex selaku distributor penayangan film Thailand kini rutin memanjakan penggemar film asal Negeri Gajah Putih itu dengan sejumlah judul teranyar dan terbaru.
Salah satu bintang asal Thailand yang terkenal di Indonesia adalah Mario Maurer. Sejak Blitz rajin menayangkan film-film Thailand ini, tampang Mario yang rupawan langsung merebut perhatian para kawula muda di sini. Salah satu perannya yang paling berkesan adalah ketika menjadi P'Shone yang merupakan karakter cowok ganteng populer di sekolahan dalam Crazy Little Thing Called Love pada tahun 2010 yang lalu.
Kini, Mario Maurer akan meninggalkan kesan manis dan populer tersebut dalam film terbarunya yang berjudul Pee Mak. Di film Pee Mak ini, Mario justru tampil dekil dan konyol. Jauh sekali dari kesan manis P'Shone di film Mario yang sebelumnya.
Pee Mak adalah sebuah horor komedi yang mengadaptasi mitos kuntilanak terkenal dari Thailand. Nang Nak.Mak (Mario Maurer), prajurit yang pulang ke Siam untuk bertemu dengan istrinya, Nak (Davika Hoorne). Mak pulang bersama empat prajurit yang jadi temannya selama berperang. Kepulangannya ini tentu saja menjadi sebuh kegembiraan untuk Mak yang hampir setahun tidak berjumpa dengan sang istri, apalagi Nak baru saja melahirkan buah cinta mereka.
Namun keanehan mulai terjadi. Mak dan Nak mulai dikucilkan di kampung mereka. Para warga beranggapan jika Nak, istri Mak, sudah meninggal dunia tepat saat Mak sedang pergi untuk berperang. Jadi tentu saja, warga beranggapan, wanita yang selama ini berada di sampingnya adalah sesosok hantu atau arwahnya Nak. Kenahenan itu juga ikut dirasakan oleh teman-teman Nak yang mengalami berbagai kejadian aneh. Mereka pun akhirnya terpengaruh dengan beranggapan bahwa Nak adalah benar sesosok hantu. Teman-teman Mak pun mulai berusaha memberitahukan Nak tentang fakta ini, tentu saja tanpa sepengetahuan Nak.
**
Sebenarnya kisah kuntilanak asalah Thailand ini pernah juga diangkat dalam film layar lebar produksi tahun 1999. Bahkan pernah juga diangkat dalam serial televisi yang juga sempat ditayangkan Lativi (sebelum berubah nama jadi TV One). Namun Pee Mak bukanlah remake dari serial produksi tahun 1999 tersebut. Walaupun sama-sama mengadopsi mitos kuntilanak ini, keduanya mengusung genre yang berbeda. Film produksi tahun 1999 mengambil setting perang Siam-Vietnam yang terjadi tahun 1831-1834, genrenya sendiri berfokus pada horror-drama. Sedangkan Pee Mak bergenre horror-komedi.
Meski tidak dijelaskan dalam film, Pee Mak mengambil era yang sama. Hanya saja beberapa humor diantaranya dikaitkan dengan humor zaman kini. Maka penonton tidak usah resah saat para pemainnya menyebutkan karakter Spiderman. Hal ini tidak akan menjadi masalah kok untuk penonton karena memang berhasil mengocok perut penonton dengan humor kekinian tersebut.
Salah satu yang membuat terkejut adalah keberanian dari aktor populer sekelas Mario Maurer mengambil peran ini. Ia berhasil lepas dari peran P'Shone yang cool dan mempesona. Para penonton yang tentu sudah tahu akan sosok aktor ganteng satu ini pasti masih tidak menyangka jika Mario akan tampil dengan peran yang polos, lengkap dengan wajah dan gigi yang juga hitam. Mario pun berhasil membawakan peran ini dengan baik. tidak ada kecanggungan saat ia beraksi dengan perannya yang berbeda ini.
Chantavit Dhanasevi selaku penulis ceritanya juga pandai dalam meracik cerita. Tentu saja cerita populer semacam ini sangat mungkin tertebak arah ceritanya. Di tangannya, penonton berhasil dibuat beberapa kali terkecoh dan bertanya-tanya mengenai ceritanya sendiri. Apakah benar Nak sudah meninggal seperti yang warga desa katakan? Atau di antara semua karakter tersebut, salah satunya adalah si hantu? Atau bahkan, hantunya lebih dari satu?
Meski mengedepankan komedi, unsur horor tak lantas digarap asal-asalan oleh Banjong. Riasan dan efek khusus hantunya cukup membuat bulu kuduk merinding. Sineas Indonesia mesti banyak belajar dari sineas Thailand yang mampu menghadirkan guyonan dan lelucon tanpa mencela fisik sesama pemain ataupun tanpa menjurus dengan guyonan porno.
Buktinya, Pee Mak mampu mencetak Box Office di negara asalnya. Pendapatan di hari pertama bahkan berhasil mengumpulkan 21,2 Baht atau setara dengan angka 7 miliar Rupiah. Angka ini merupakan perolehan tertinggi kedua untuk hari pertama film di Thailand. Di posisi pertama, masih tetap dipegang Ong Bak tahun 2003. Dalam sembilan hari saja, Pee Mak sudah melampaui 200 juta Baht atau sekitar 66,5 miliar Rupiah. Di hari kesebelas, angkanya mencapai 261.10 juta baht. Wow! Angka ini tentu masih terus menanjak seiring dengan masih tayangnya film ini di berbagai negara, termasuk Indonesia. Siapkah anda untuk menontonnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar