Jujur penulis bukan pecinta Twilight, saya baru mengikuti perjalanan Bella dan Edward saat Breaking Dawn - Part 1 tayang 1 tahun lalu. Lantas apa kesan pertama penulis sebagai penonton yang belum menonton seri-seri Twilight sebelumnya? Saya menyesal dan merasa uang saya terhambur begitu saja untuk sebuah film picisan seperti itu. Sekali lagi, penulis tekankan ini pendapat subjektif saya.
Apa yang membuat saya akhirnya menyaksikan Breaking Dawn - Part 2? Well, penulis sedikit tergerak karena seri ini merupakan seri terakhir dari film Twilight. Tentunya untuk menulis review film, penulis juga harus menontonnya secara keseluruhan. Dan ternyata ada yang berbeda dari pengalaman saya menonton Breaking Dawn - Part 2 ini. Simak review penulis di bawah ini.
Di film terakhir ini adegan dibuka dengan terbangunnya Bella (Kristen Stewart) dari masa kritisnya setelah melahirkan Renesmee (Mackenzie Foy). Saat terbangun, Bella bukan lagi manusia, ia sekarang sama seperti Edward (Robert Pattinson). “We’re in a same temperature now,” kata Edward sang suami yang sudah jadi vampir dari dulu. Selayaknya vampir, Bella punya kekuatan super, indera penciuman dan pendengarannya lebih peka, bisa lari secepat kilat, melompat setinggi pohon, serta memecahkan batu besar. Perubahan awal Bella ini membuatnya harus mampu menahan diri dari godaan darah. Menjadi vampir membuat indera penciumannya menjadi super, ia merasakan aroma darah ketika seorang pemanjat tebing terluka. Bella segera berlari mendekati sang pemanjat tebing dengan segala nafsu yang melekat pada dirinya. Edward yang berusaha menghentikannya pun tak berdaya. Untungnya, Bella akhirnya tersadar dan mampu mengendalikan rasa hausnya akan darah. Di sini kita di ajak melihat reaksi Bella saat dirinya beradaptasi menjadi seorang vampir.
Bella juga harus menyembunyikan jika dirinya adalah seorang vampir dari sang ayah, Charlie Swan. Bella harus bertingkah layaknya manusia yaitu seolah-olah bernafas dan mengerdipkan matanya sesekali. Pekerjaan ini sebenarnya tergolong mudah, karena sebelum menjadi vampir, Bella adalah manusia tulen. Tapi entah kenapa, di sini Bella digambarkan menjadi kagok dengan adaptasi ini.
Menginjak ke bagian ketika Bella mengetahui jika Jacob (Taylor Lautner), manusia serigala yang pernah menjalin cinta segitiga antara Bella dan Edward, telah menjadi imprint dari putrinya, Renesmee, di sini filmnya mulai menghibur. Imprint merupakan suatu perasaan sayang seseorang yang hanya dengan melihat pada pertemuan pertama, langsung yakin kalau orang itu adalah belahan jiwa-nya. Imprint ini biasa terjadi tepatnya pasti akan terjadi dan dialami oleh kaum werewolf, terlepas dari dia masih jomblo atau sudah punya kekasih.
Bella menjadi sangat murka saat tahu akan hal itu. Bella menarik kasar keluar Jacob dan menggiringnya ke pekarangan. Ketika Jacob bahkan sudah punya panggilan sayang Nessie untuk Renesmee, kemarahan Bella tak terbendung.
"You nicknamed my daughter after Loch Ness Monster - Kau panggil putriku dengan nama dari monster Loch Ness" Saya ngakak.
Breaking Dawn – Part 2 dibuat bersamaan dengan bagian pertama, persis seperti kisah Harry Potter terakhir yang dibagi jadi dua film. Saya masih menganggap alasan utama filmnya dibagi dua karena produsernya ingin menangguk untung lebih banyak dengan sekali syuting lalu dibagi jadi dua film. Bagaimana pun siapa yang tak tergoda untuk menangguk untung sebanyak-banyaknya dari franchise yang sejauh ini sudah mengumpulkan AS$ 2,5 miliar.
Kebahagiaan keluarga Cullen menjadi lengkap setelah lahirnya Renesmee. Namun kekhwatiran melanda Bella, pertumbuhan Renesmee menjadi tidak wajar. Dalam beberapa waktu, Renesmee sudah nampak seperti gadis cilik usia 8 tahunan, Bella khawatir akan pertumbuhan tidak wajar tersebut.
Irina (Maggie Grace) yang masih menjadi keluarga Cullen melaporkan kejadian yang baru saja dilihatnya. Ia melihat Renesmee terbang menyentuh butiran-butiran salju yang beterbangan di udara. Fakta ia juga mengetahui jika Renesmee lahir sebagai perpaduan antara manusia dan vampire juga menjadi penguatnya.
Bella melhirkan Renesmee saat ia masih menjadi manusia. Renesmee yang melihat dari kejauhan, lantas melapor pada keluarga penguasa di kalangan vampir, Keluarga Volturi, kalau Renesmee adalah anak abadi, dan dengan demikian harus dimusnahkan menurut hukum yang berlaku di kalangan vampir. Hal tersebut pernah dilakukan oleh Aru (Michael Sheen) yang merupakan pimpinan Keluarga Volturi. Aru memusnahkan seorang anak abadai dari sebuah pedesaan terdahulunya. Si anak mengakibatkan kekacauan besar yang melanda penduduk desa tersebut. Akibatnya, sang ibu dan anak dipenggal dan dibakar dalam api.
Keluarga Cullen kemudian pergi ke berbagai tempat di dunia, mencari para vampir yang hendak bersaksi bahwa Renesmee bukan makhluk abadi, tapi setengah manusia-setengah vampir.
Keluarga Volturi dan pengawal mereka bertemu di padang salju berhadap-hadapan dengan keluarga Cullen, para vampir yang bersedia menjadi saksi bagi Renesmee, serta kawanan serigala jejadian. Sementara itu Alice yang diharapkan bisa membantu menyelesaikan permasalahan itu justru menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Plot Breaking Dawn-Part 2 dibuat ringkas serta tidak bertele-tele. Proses pengumpulan vampire dari berbagai belahan dunia juga menjadi salah satu daya tarik. Para vampire tersebut mempunyai kekuatan dan sifat yang berbeda-beda. Penonton pun makin dibuat tidak sabar menanti adegan puncaknya yaitu pertarungan antara Volturi dengan Cullen.
Penonton mungkin juga sempat bertanya-tanya, apakah pertarungan akan benar-benar terjadi atau saksi-saksi yang telah dikumpulkan tersebut mampu mengubah pandangan Aru untuk tidak melakukan pertarungan. Alice menjadi kunci penting dari pertarungan tersebut. Ia datang di saat yang tepat.
(Spoilet Alert! Untuk yang menonton lewati 2 paragraf di bawah ini, biar keseruan Anda saat menonton tidak berkurang)
Tepat di saat pertempuran, emosi penonton bercampur aduk. Permainan emosi para tokohnya terasa sekali hingga mampu membuat greget. Untuk Anda yang sudah menyaksikan serialnya pasti merasa sebuah kepuasan ketika satu per satu keluarga Volturi tewas dengan keadaan kepala yang terpisah dari tubuh mereka. Penonton juga dibuat sedih saat anggota keluarga Cullen menjadi korban juga dalam pertarungan tersebut. Adegan puncaknya saat Bella dan Edward bekerjasama memutuskan kepala Aro dari badannya. Padahal sebelumnya kepala Edward nyaris terpisah dari tubuhnya jika saja tidak ada pertolongan dari Bella.
Kejutan menanti di akhir filmnya, penulis novel serta skenarionya berhasil menghadirkan adegan pertarungan yang menguras emosi tanpa sebuah pertempuran. Maknai sendiri perkataan tersebut. Untuk yang sudha menonton psti faham betul apa maksud penulis.
Bagi para remaja putri, para Twi-hard, inilah momen mereka berpisah dengan kisah yang mereka cintai. Tribute semacam itu, apalagi diiringi lagu “A Thousand Years”, tentulah memberi rasa haru. Bella dan Edward adalah karakter-karakter yang mereka cintai selama 5 tahun ini.
Seperti cerita dongeng yang berakhir “dan mereka hidup bahagia selamanya,” kata terakhir di novel Breaking Dawn, “forever” bergema di layar.
Dengan begitu, bagian akhir Twilight telah menunaikan tugasnya dengan baik. Baik pecinta Twilight atau bukan (seperti saya) keluar dari bioskop dengan perasaan sama puasnya karena sudah menonton film yang baik.
Well, berdasarkan banyaknya review di media lain. Semua sepakat menyebut jika seri terakhir ini merupakan seri terbaik dari film-film sebelumnya. Ahh, sungguh kali ini tidak membuat saya menyesal lagi saat keluar dari bioskop seusai menonton filmnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar