Senin, 18 Juni 2012

Jihan, Sinetron Fenomenal Ramadhan 2008 Tayang Lagi di Indosiar

MASIH ingatkah Anda dengan sinetron Jihan yang tayang pada Ramadhan 2008 lalu? Sinetron Ramadhan berjudul Jihan, produksi Gentabuana Paramita, tiba-tiba menduduki peringkat1 di jajaran rating kala itu.  Padahal saat itu, RCTI dan SCTV sedang prima di jajaran rating dengan sinetron unggulannya seperti Cerita SMA, Aqsa & Madina, Khanza, Suci dan Chelsea.
Jalan cerita Jihan kerap dianggap menyadur telenovela Wild Angel (dibintangi Natalia Oreiro, pernah tayang di Indosiar).
Jihan (Imel Putri), 18 tahun, adalah gadis tomboy yang dibesarkan di Panti Asuhan. Ibunya meninggal hanya beberapa saat setelah melahirkan Jihan. Berdua dengan Nadya, 17 tahun, ia dikenal sangat tomboy dan gemar bermain bola.
Di balik sifat tomboynya, Jihan memiliki sifat suka menolong dan pekerja keras. Ia pantang mengharapkan belas kasihan orang untuk mendapatkan uang. Ia mengajari Bella, 10 tahun, untuk mencari uang dengan menjual jasa.

Jihan menasehatinya lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah. Hanya sialnya Jihan bertemu dan berakhir dengan kegagalan Jihan setiap melakukan usaha. Awalnya mereka bertemu saat Jihan dengan tidak sengaja membuat wajah Ferdi (Ditmar Hadi) memar terkena bola yang ditendang Jihan dengan keras.
Keduanya saling menyalahkan dan tidak ada yang mau mengalah hingga berbuah dengan dimulainya peperangan diantara keduanya. Sejak saat itu dimanapun mereka bertemu jadi seperti tikus dan kucing yang selalu berantem dan kejar-kejaran. Selalu setelah itu kebencian diantara mereka berdua jadi selalu meningkat dan meningkat.
Puncaknya adalah ketika mereka bertemu didalam pesta dan bertengkar hebat disana hingga Jihan yang sudah sangat sakit hati menampar Ferdi karena melecehkan harga dirinya sebagai perempuan. Kejadian itu membuat Jihan mengalami kegoncangan dan membenci semua lelaki yang dianggapnya senang memperlakukan perempuan dengan keji.
Jihan sempat meninggalkan Panti dan mengungsi jauh ke rumah seorang nenek yang sangat bijaksana. Tapi disanalah Jihan memperoleh pencerahan dengan nasehat-nasehat nenek yang bijaksana. Jihan sempat dihadiahi pakaian muslimah oleh sang nenek. Jihan pun merasakan kedamaian baru dengan memakai pakaian muslimah itu, meski awalnya ia sangat ragu memakai jilbab.
Sementara itu Ferdi ikut membantu mencari Jihan karena merasa bersalah dan sangat ingin meminta maaf padanya. Ferdi berhasil menemukan Jihan meski saat itu terjadi salah paham yang  membuat Ferdi dikeroyok orang kampung karena menyangka Ferdi ingin merampok Jihan.
Kepulangan Jihan disambut suka cita oleh seluruh penghuni Panti, dan penampilan barunya sempat membuat Pak Umar dan Bu Neneng ragu apakah Jihan yang dulunya tomboy benar-benar sudah mantap memakai jilbab.  Seiring berjalannya proses, Jihan disadarkan dengan konsekuensi  memakai jilbab yang tidak ringan dan keharusan menyesuaikan kelakuan dengan jilbab yang dipakainya kini.
Jihan kembali ke Panti Asuhan setelah dituduh mencuri kalung Eyang Ratna dan diusir dari tempat kerjanya. Nadia dan Bella menghiburnya dan juga ikut kesal dengan pelakuan orang-orang kaya dirumah itu yang sewenang-wenang pada Jihan.
Bu Neneng menenangkan Nadia dan Bella juga menyuruh Jihan untuk sabar dan tawakal karena semua pasti ada hikmahnya. Sementara itu Ferdi yang ditantang taruhan oleh Ian disuruh mengaku kalah karena Jihan sudah tidak ada lagi dirumahnya.
Tapi Ferdi tak mau menyerah dan tetap ingin mendapatkan Jihan untuk memenangkan taruhan. Ferdi pun kemudian mendatangi Jihan di Panti Asuhan untuk mendekatinya lagi sambil membual kalau dia tidak percaya Jihan sudah mencuri.
Jihan sangat senang karena ternyata masih ada orang di keluarga Wijaya yang mempercayainya. Ferdi tersenyum senang merasa langkah pertamanya berhasil dengan mulus. Pada kesempatan lain Ferdi datang lagi menemui Jihan sambil membawa bunga dan langsung menyatakan cintanya.
Jihan kaget setengah mati dan tidak tahu harus bagaimana. Saat itu Don yang menyamar menjadi Sony diam-diam sedang memfoto mereka. Don ternyata menyukai Jihan dan sangat tidak senang melihat Ferdi mendekatinya. Don mengira Siska susah hidup lagi karena ternyata wajah dan perilaku Jihan mirip dengan Siska kekasihnya yang sudah mati saat kecelakaan.
Don bersumpah untuk menjaga Jihan dan tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya. Sementara itu Eyang Ratna dengan tidak sengaja mendengar obrolan Tio dan Siti. Dari situlah Eyang Ratna tahu kalo yang sebenarnya telah mencuri kalungnya adalah Siti dan bukan Jihan.
Siti minta ampun dan mohon tidak dipecat dari pekerjaannya. Eyang Ratna bilang yang berhak menentukan Siti dipecat atau tidak adalah Jihan karena Siti telah berdosa pada Jihan karena telah memfitnahnya. Eyang Ratna merasa bersalah karena dulu tidak berhasil menahan kepergian Jihan, meski sejak awal ia tidak yakin Jihan mencuri kalungnya.
Eyang Ratna lalu mendatangi Jihan di Panti untuk membawanya kembali ke rumah Wijaya. Tapi kembalinya Jihan ke rumah itu justru membuat Ferdi semakin punya kesempatan untuk mendekati Jihan dan memenangkan taruhannya dengan Ian.
Pada akhirnya Jihan tahu kalau Ferdi dan Ian hanya mempermainkannya dengan sebuah taruhan. Ia berhasil menguping semua pembicaraan itu dan merasa sangat terpukul. Jihan lalu membalas dengan menjebak Ferdi dengan bantuan Bu Ade hingga yang dicium Ferdi adalah Bu Ade.
Ferdi sangat kesal dan membenci Jihan tapi disisi lain Ferdi juga semakin penasaran untuk bisa mendapatkannya. Saat itulah muncul Aurel, kekasih Ferdi yang baru datang dari luar negeri. Aurel mencium kedekatan Ferdi dengan Jihan hingga ia minta ke Bu Wijaya dan Eyang Ratna untuk memecat Jihan, pembantu yang sudah lancang dan berani mendekati anak majikan.
Bagaimana akhir kisahnya?

Sinetron JIHAN tayang mulai Senin, 18 Juni 2012, setiap Senin-Jumat pukul 10.00 WIB di Indosiar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar