Sabtu, 04 Mei 2013

REVIEW FILM : "Iron Man 3" Hadir dengan Humor Cerdas dan Teknologi Canggih Yang Memanjakan Mata

KEMBALINYA Iron Man di season ketiganya ini memberikan alternatif tontonan yang menyegarkan. Kisah heroik super yang sedikit nyeleneh ini sudah tentu dirindukan oleh para penggemar setianya dan sekali lagi kita bisa melihat Robert Downey Jr. memakai baju zirah sebagai Iron Man.

Iron Man 3 ini merupakan cerita lanjutan setelah sang Iron Man menuntaskan misinya dalam The Avengers. Tentunya dalam film ini, superhero yang lain tidak diceritakan lagi dan embali pada masing-masing misinya.
Marvel kini mempraktekkan apa yang sudah lazim di jagat komik: crossover dan continuity. Penonton film, seperti pembaca komik, diminta memahami bahwa para superhero Marvel ini hidup dalam sebuah jagat yang sama (Marvel universe).
Maka, Iron Man 3 adalah lanjutan dari The Avengers, ketika Tony sudah kembali ke rumahnya sesudah prahara besar di New York. Bagi Anda yang sudah menyaksikan The Avengers di bioskop pasti mengetahui jika Iron Man terbang ke langit sambil memanggul rudal dan nyaris mati meledakkan pesawat induk alien yang siap menghancurkan bumi serta menutup portal dengan dunia lain, pintu bagi alien ganas.

Stark di film ini digambarkan mengalami trauma yang membuatnya bisa sewaktu-waktu diserang rasa panik. Akhirnya, ia menyibukkan diri di tempat khusunya yang canggih untuk membuat prototipe baju zirah sang Iron Man yang lebih perkasa. Rasa panik tersebut membuatnya tetap terjaga selama beberapa hari tanpa tidur. Beberapa orang di dekatnya pun merasa khawatir dengan hal tersebut.

Tak lengkap rasanya jika Iron Man hadir tanpa musuh yang bisa membuatnya ketar-ketir. Awalnya muncul sosok pria berjenggot dengan gambaran sekilas yang mengingatkan pada sosok teroris Osama Bin Laden yang berpakaian mirip pasukan Talban di Afghanistan. Sang teror itu menyebut dirinya sebagai Mandarin (Ben Kingsley).

Mandarin menyebar teror di Amerika, meledakkan pusat keramaian dan membuat penyidik bingung karena tak ada bekas pecahan bom. Sang Iron Man terpanggil. Ia menantang Mandarin.Dalam sebuah liputan, Tony sesumbar dengan ucapannya jika ia akan menangkap Mandarin dan memberikan alamat lengkapnya dalam siaran tersebut. Tak lama setelah itu, rumah kediamannya diserang dengan menggunakan berbagai helikopter yang menyerang rumahnya dengan berbagai rudal. Iron Man terdesak hingga jatuh ke dalam laut. Sang musuh yang mengiranya sudah tewas meninggalkan rumah tersebut dan kembali ke markasnya.

Iron Man berhasil selamat dari kejadian tersebut. Namun ia terleempar jauh hingga ribuan kilometer jauhnya. Di sanalah ia bertemu dengan seorang bocah kemudian menyusun rencana ulang bagaimana melawan teror Mandarin.

Tiba saatnya, Tony mulai menyerang ke kediaman Mandarin dengan bersenjatakan seadanya. Ia pun berhaisl menemukan Mandarin dan terkejut menemukan kenyataan sesungguhnya, jika ada orang lain di belakang sosok Mandarin. Mandarin hanyalah aktor yang diminta untuk menebar teror pada rakyat Amerika.

Seseorang dari masa lalu Tony adalah biang kerok dari segala terror yang ada. Pernah berada di jurang keputus asaan akan janji Tony untuk menemuinya di atap gedung pada tahun 1990-an dulu untuk membicarakan kerjasama, namun kenyataannya Tony ingkar akan janjinya tersebut. Dengan tampilan baru, ia siap memberikan ancaman mematikan dengan peralatan canggihnya.

Bocoran sedikit nih, aksi Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) yang merupakan pacar Tony di sini sedikit mengejutkan dengan aksinya. Di sini Papper bukan lagi sosok wanita lemah yang harus diselamatkan sang jagoan.

Banyaknya prototipe Iron Man lainnya akan sangat membantu Tony dalam melawan musuh besarnya nanti. Hobi yang Tony anggap sebagai kegiatan senggangnya ini membuat sosok Iron Man semakin tangguh. Dengan balutan penampakkan teknologi canggih yang memanjakkan mata dan homor cerdas yang membuat penonton tertawa lebar, Iron Man 3 tetap hadir memikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar